Pengenalan Anatomi dan Struktur Bulu Unggas
Pada kegiatan praktikum ini dilakukan 6 (enam) pelaksanaan acara sekaligus yang mana kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Peternakan UNIB. Adapun tahapan acara tersebut dimulai dari Pengenalan Anatomi dan Struktur Bulu Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Kulit Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Urat Daging Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Pencernaa Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Respirasi Unggas, dan Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Urinaria Unggas.
Tubuh unggas hampir seluruhnya tertutup oleh bulu. Bulu tersusun dari protein yang disebut keratin. Bulu merupakanan pertumbuhan kearah luar epidermis yang membentuk bulu penutup tubuh (Plumae).Bulu unggas merupakanan bagian tubuh yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari luka atau infeksi karena gesekan langsung dengan benda keras atau tajam. Sebagai isolator menjaga suhu tubuh, sebagai sarana untuk terbang, secondary sex feather, secara praktis dapat digunakan ntuk mendeteksi kondisi kesehatan unggas.
Pengenalan Anatomi dan Struktur Kulit Unggas
Pada kegiatan praktikum ini dilakukan 6 (enam) pelaksanaan acara sekaligus yang mana kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Peternakan UNIB. Adapun tahapan acara tersebut dimulai dari Pengenalan Anatomi dan Struktur Bulu Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Kulit Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Urat Daging Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Pencernaa Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Respirasi Unggas, dan Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Urinaria Unggas.
Kulit unggas tergolong tipis bila dibandingkan dengan kulit ruminansia yang relatif tebal. Selain tipis, kulit unggas relatif kering karena tidak mempuyai kelnjar keringat. Kulit unggas mudah dilipat / ditarik, pada permukaan luarnya tampak tidak rata tetapi melipat-lipat sebagai tempat tumbuhnya bulu. Warna kulit unggas berbeda-beda diantara jenis unggas, bahkan dalam satu jenis ungas mempunyai warna yang berda-beda. Warna kulit terbentuk karena adanya pigmen. Warna kuning pada cakar (shank) dan warna kulit dikarenakan adanya penimbunan lemak atau pigmen lipokrom pada dermis dan tidak adanya pigmen melanin pada dermis atau epidermis. Warna kuning tersebut dapat dibentuk melalui pemberian pigmen karotenoid dalam pakan. Warna cakar pada bangsa ayam yang memiliki cakar kuning dapat digunakan sebagai seleksi untuk memilih ayam produksi atau tidak.
Pada umumnya Kulit unggas memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø Tipis
Ø Kering
Ø Tidak mempunyai kelenjar keringat, namun memiliki kelenjar minyak
Ø Mempunyai glandula uropygialis (preen gland)
Yang terdapat pada dasar ekor disebelah dorsal menghasilkan sekresi seperti minyak yang berguna untuk melicinkan kulit-kulitnya dengan jalan menggosok-gosok dengan paruhnya, sehingga kulit menjadi licin, mengkilap dan mempunyai sifat tahan air. Pada unggas air glandula tersebut lebih subur
Ø Mudah dilipat-lipat
Pengenalan Anatomi dan Struktur Urat Daging Unggas
Pada kegiatan praktikum ini dilakukan 6 (enam) pelaksanaan acara sekaligus yang mana kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Peternakan UNIB. Adapun tahapan acara tersebut dimulai dari Pengenalan Anatomi dan Struktur Bulu Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Kulit Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Urat Daging Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Pencernaa Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Respirasi Unggas, dan Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Urinaria Unggas.
Urat daging dalam bahasa latinnya Musculi mempunyai fungsi sebagai kontraksi dan relaksasi. Hubungan urat daging satu dengan lainnya tidak erat, hanya dihubungkan dengan jaringan ikat yang tipis. Urat daging tidak meempunyai otot bibir, dagu, hidung, kuping luar, sehingga tidak mempunyai expresi muka, Sebaliknya jaringan mastikasi tumbuh dengan baik untuk pergerakan paruh, Urat daging bagian dada tumbuh lebih subur, karena sering berkontraksi untuk terbang. Sangat bermanfaat unttuk peenciptaan strain pedaging. Kandungan myoglobin lebih sedikit, sebaliknya imyoglobin lebih banyak, sehingga warna daging menjadi lebih putih.
Hubungan urat daging satu dengan urat daging laiinya pada urat daging unggas tidak erat seperti pada urat daging mamlia. Karena hanya dihubungkan dengan jaringan ikat yang tipis sehingga urat daging unggas mudah dilepaskan. Warna daging unggas ada yang merah muda dan ada yang merah tua. Pada umumnya urat daging kaki berwarna merah tua sedang pada urat daging dada berwarna lebih muda.
Pengenalan Anatomi dan Struktur Kerangka Unggas
Pada kegiatan praktikum ini dilakukan 2 (dua) acara bersamaan, yaitu Pengenalan Anatomi dan Struktur Kerangka Unggas serta Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Reproduksi Unggas. Kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Peternakan UNIB. Dalam kegiatan Pengenalan Anatomi dan Struktur Kerangka Unggas, kami mengamati 2 (dua) kerangka, yang terdiri dari kerangka ayam dan itik. Secara langsung dapat terlihat perbedaan yang sangat mencolok dari kedua kerangka tersebut. Pada itik tulang lehernya lebih panjang dibandingkan ayam, dan juga sayap pada itik lebih besar dibandingkan ayam.
Pada dasarnya kerangka berguna untuk menunjang tubuh, melekatkan urat daging, melindungiorgan-organ yang vital, dan memberi bentuk tubuh. Kerangka unggas mempunyai tulang yang kompak, ringan, serta kuat. Hal ini diadaptasikan untuk terbang. Adanya rongga udara pada beberapa tulang merupakanan perluasan dari paru-paru (pulmo)yang berbentuk sebagai kantong membranosa yang tipis dan melebaryang menyusup dalam tulang dan diantara visceral.
Rangka memiliki rangkaian yang Kompak, ringan, dan kuat, tulang bagian leher dan ekor mudah digerakkan, Tulang badan kaku , Tidak mempunyai gigi, Mempunyai pneumatic (rongga udara) beberapa tulang yang merupakanan perluasan pulmo, berbentuk membranosa yang tipis dan melebar menyusup kedalam tulang diantara visceral, dan musculi di bawah kulit. Mempunyai Modullary bone (cadangan Calsium), Patagium (mempunyai lipatan kulit diantara leher dengan lengan, lengan dengan badan), Phygostyle (mempunyai alat kemudi), Sternum berbentuk khusus. Mempunyai Notarium (gabungan vertebrae thoracalis. Mempunyai os. lumbo sacrale (gabungan antara os lumbalis dan os sacralis. Mempunyai proc. Uncinati pada costae. Mempunyai lingkar bahu yang lengkap (os coracoideus, os clavicularis, dan os scapula), Menunjang tubuh,Melekatkan urat daging (otot),Melindungi organ vital,Memberi bentuk tubuh,Melindungi sumsum tulang,Cadangan sumber mineral (Calsium).
Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Pencernaan Unggas
Pada kegiatan praktikum ini dilakukan 6 (enam) pelaksanaan acara sekaligus yang mana kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Peternakan UNIB. Adapun tahapan acara tersebut dimulai dari Pengenalan Anatomi dan Struktur Bulu Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Kulit Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Urat Daging Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Pencernaa Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Respirasi Unggas, dan Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Urinaria Unggas.
Sistem pencernaan unggas terdiri dari saluran pencernaan dan alat pencernaan tambahan. Salah satu ciri khas yang membedakan ternak unggas dengan ternak lain adalah adanya gizzard pada bagian saluran pencernaannya.
Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Respirasi Unggas
Pada kegiatan praktikum ini dilakukan 6 (enam) pelaksanaan acara sekaligus yang mana kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Peternakan UNIB. Adapun tahapan acara tersebut dimulai dari Pengenalan Anatomi dan Struktur Bulu Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Kulit Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Urat Daging Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Pencernaa Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Respirasi Unggas, dan Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Urinaria Unggas.
Berbeda dengan mamalia, sistem pernafasan pada unggas paru-parunya akan melanjutkan diri menjadi kantong membranosa yang disebut saccus pnematiccus. Saccus ini menghubungkan diri ke dalam rongga-ronga dalam tulang tertentu
Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Reproduksi Unggas
Pada kegiatan praktikum ini dilakukan 2 (dua) acara bersamaan, yaitu Pengenalan Anatomi dan Struktur Kerangka Unggas serta Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Reproduksi Unggas. Kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Peternakan UNIB. Dalam kegiatan Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Reproduksi, kami mengamati 2 jenis unggas, yaitu ayam dan puyuh (Jantan dan Betina) serta pengamatan terhadap berbagai macam telur abnormalitas.
Organ sistem reproduksi unggas betina terdiri dari satu ovarium dan satu saluran reproduksi yang berperan sebagai tempat pembentukan telur. Organ sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari 2 buah testis dan 2 saluran reproduksi.
Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Urinaria Unggas
Pada kegiatan praktikum ini dilakukan 6 (enam) pelaksanaan acara sekaligus yang mana kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Peternakan UNIB. Adapun tahapan acara tersebut dimulai dari Pengenalan Anatomi dan Struktur Bulu Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Kulit Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Urat Daging Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Pencernaa Unggas, Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Respirasi Unggas, dan Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Urinaria Unggas.
Organ sistem urinaria unggas terdiri atas 2 buah ginjal dan 2 buah ureter, tidak mempunyai kantong urin. Ginjal unggas berwarna coklat tua, lunak, dan masing-masing mempunyai 3 lobus, terletak pada legokan bagian ventral os lumbosacral dan melebar ke belakang. Ureter merupakanan saluran kecil dan bermuarapada cloaca bagian urodeum.
Perkandangan
Kegiatan praktikum pada acara ini dilakukan pertama kali pada mata kuliah produksi ternak unggas ini yang mana dilaksanakan di Zona Komersial Jurusan Peternakan UNIB. Di tempat ini terdapat berbagai macam tipe kandang unggas. Ada tipe kandang monitor Tipe A, dan lain sebagainya.
Secara makro, kandang unggas befungsi sebagai tempat tinggal bagi uggas agar terhindar dari pengaruh-pengaruh buruk iklim serta gangguan lainnya. Secara mikro kandang berfungsi menyediakan lingkungan yang nyaman agar unggas terhindar dari cekaman (stress). Kandang juga berfunsi sebagai tempat bekerja bagi peternak untuk mengendalikan kebutuhan ternak sesuai dengan tujuan penelitian.
1. Identifikasi Bangsa dan Jenis Kelamin Unggas Berdasarkan Penampakan Luar
Ada tiga cara metode sederhana yang dapat digunakan untuk membedakan mana anak itik yang laki-laki (jantan) dan mana itik yang perempuan (betina) yaitu dengan teknik bend sexing, voice sexing dan hand sexing. Bagi yang pemula sebaiknya memilik tehnik sexing yang hand karena tingkat kesulitan rendah dan tingkat kebenaran yang tinggi
- Hand Sexing
Hand sexing adalah cara menentukan bebek jantan betina dengan memegang dan melihat bagian anus / dubur / kloaka bebek. Pegang bebek dengan tangan kiri dengan punggung ke arah bawah serta tangan kanan membuka dubur. Jika ada tonjolan runcing warna putih seperti akar kecambah maka itu jantan, sedangkan apabila tidak ada maka betina.
- Voice Sexing
Voice sexing adalah cara menentukan bebek jantan betina dengan mendengar suaranya. Pegang bebek dan tekan bagian pangkal leher di dekat tembolok. Jika suara serak maka jantan dan jika melengking nyaring itu bebek betina.
- Bend Sexing
Bend sexing adalah cara membedakan kelamin betina dan jantan anak bebek/itik dod (day old duck) dengan melihat gerak-gerik bebek. Yang jantan kepala lebih besar, badan lebih besar, warna bulu gelap, gerakan lebih tenang, bulu kepala kasar panjang, paruh runcing gelap melengkung, sedangkan yang betina kebalikannya
2. Pengenalan Anatomi dan Struktur Bulu Unggas
Bulu berasal dari epidermis dan mirip dengan rambut pada manusia, berkembang dalam folikel. Bulu dalam hal ini adalah bulu ayam. Bulu ayam hampir menutupi seluruh tubuh kecuali paruh, balung, pial dan kaki.
Pada ayam dikenal tiga yakni :
a. Bulu bentuk (contour feather) : Bulu elar (untuk terbang) Bulu ekor (mengatur keseimbangan waktu terbang / remics)
Remices primer : tumbuh dari daerah karpal dua, tiga dan digit.
Remices sekunder : tumbuh dari daerah sayap dan selebihnya.
b. Bulu bawah (plumae) : lebih kecil dan halus
c. Bulu halus (fitoplumae) : lebih halus dari plumae
Follikel bulu ayam menembus kulit secara miring, tertanam dalam sampai subkutis disebabkan karena bentuk bulu yang cukup besar. Secara umum bagian bulu sebagai berikut :
- Tangkai
Calamus : bersifat tembus cahaya dan berongga berisi udara
Rachys : merupakanan axis dari vekillum
- Sayap (Vexillum / vane) : berbentuk lamel yang langsing, tumbuh secara berpasangan dis : Barbs. Dari barbs tumbuh lamel berpasangan yang lebih halus dis : Barbules. Barbules yang keluar dari tiao barbs membentuk jalinan sehingga sayap cukup rapat dan elastis yang menguntungkan waktu terbang. (Sumber : Materi Perkuliahan Produksi Ternak Unggas oleh Ir. Hardi,MP)
3. Pengenalan Anatomi dan Struktur Kulit Unggas
Secara garis besar kulit ayam sama dengan mamalia, terdiri atas epidermis dan korium. Lapisan epidermis agak tipis hanyai beberapa lapis sel. Strtaum korneum jelas, papil tidak tampak . Korium terdiri atas dua bagian, bagian superfisial jalinan serabut kolagen lembut dan bagian profundal lebih kasar.
Sub kutis tebal dan banyak mengandung lemak, oleh sebab itu gampang digeser, sedangkan subkutis pada kaki tipis, karena kurang bertaut erat pada tulang kecuali bantalan kaki yang agak tebal dan padat dengan sel lemak dengan septa dan mengandung pembuluh darah.
4. Pengenalan Anatomi dan Struktur Urat Daging Unggas
Kaki dari beberapa spesies burung tertentu biasanya terbentuk atas zat kapur. Gastrocnemius, atau Achilles, tendon dari kalkun domestik, Meleagris gallopavo, adalah salah satu contohnya. Ini adalah struktur dan sifat biomekanis telah dipelajari untuk model sifat adaptif tendon ini untuk kekuatan eksternal, termasuk cara-cara yang terjadi deposisi mineral dan mineralisasi mungkin memainkan peran fungsional dalam jaringan ini. Secara struktural, bulat distal, bifurkasio gastrocnemius tebal menjadi dua segmen proksimal yang lebih kecil yang mengisikan dgn mineral dengan waktu. deposisi mineral terjadi pada atau dekat bifurkasi itu, melanjutkan ke arah distal ke proksimal sepanjang segmen terhadap insersi otot medial ekor dan pinggul burung. Mineral formasi pertama muncul dimediasi oleh vesikel matriks ekstraseluler dan kemudian oleh tipe aku fibril kolagen. Analisis biomekanik menunjukkan kekuatan tarik rendah dan modulus untuk gastrocnemius distal tebal dibandingkan dengan sempit, segmen proksimal berbentuk kipas. mineralisasi Tendon sini tampaknya strain-induced, kekuatan otot menyebabkan deformasi matriks konseptual mengarah ke kalsium mengikat melalui pemaparan kelompok dikenakan pada kolagen, pelepasan kalsium diasingkan oleh proteoglikan, dan difusi meningkat. Fungsional, tendon mineralisasi batas deformasi tendon lebih lanjut, mengurangi ketegangan tendon pada tegangan tertentu, dan menyediakan kapasitas dukung beban yang lebih besar untuk jaringan. Mereka juga menjadi penting dan efisien waduk penyimpanan energi elastis, meningkatkan jumlah energi elastis disimpan oleh mencegah jenis fleksibel saya daerah kolagen dari peregangan dan melestarikan energi otot selama tenaga dari binatang.(Sumber :http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12485697, 2010)
5. Pengenalan Anatomi dan Struktur Kerangka Unggas
Unggas Mempunyai pneumatic (rongga udara) beberapa tulang yang merupakanan perluasan pulmo, berbentuk membranosa yang tipis dan melebar menyusup kedalam tulang diantara visceral, dan musculi di bawah kulit dan empunyai Modullary bone (cadangan Calsium)
Kerangka unggas mempunyai ciri sebagai berikut :
1. Menunjang tubuh
2. Melekatkan urat daging (otot)
3. Melindungi organ vital
4. Memberi bentuk tubuh
5. Melindungi sumsum tulang
6. Cadangan sumber mineral (Calsium)
(Sumber : Materi Perkuliahan Produksi Ternak Unggas oleh Ir. Hardi,MP)
6. Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Pencernaan Unggas
Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dakam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu seri proses mekanis dan khemis dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Unggas mengambil makanannya dengan paruh dan kemudian terus ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama alat tersebut adalah untuk memperkecil ukuran partikel-partikel makanan. Dari empedal, makanan bergerak melalui lekukan usus yang disebut duodenum, yang secara anatomis sejajar dengan pankreas. Pankreas tersebut mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti halnya pada spesies-spesies lainnya. Alat tersebut menghasilkan getah pankreas dalam jumlah banyak yang mengandung enzim-enzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik. Enzim-enzim tersebut berturut-turut menghidrolisa pati, lemak, proteosa dan pepton. Empedu hati yang mengandung amilase, mamasuki pula duodenum.
Bahan makanan bergerak melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan getah usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin dan beberapa enzim yang memecah gula. Erepsin menyempurnakan pencernaan protein, dan menghasilkan asam-asam amino, enzim yang memecah gula mengubah disakharida ke dalam gula-gula sederhana (monosakharida) yang kemudian dapat diasimilasi tubuh. Penyerapan dilaksanakan melalui villi usus halus.
Unggas tidak mengeluarkan urine cair. Urine pada unggas mengalir ke dalam kloaka dan dikeluarkan bersama-sama feses. Warna putih yang terdapat dalam kotoran ayam sebagian besar adalah asam urat, sedangkan nitrogen urine mammalia kebanyakan adalah urine. Saluran pencernaan yang relatif pendek pada unggas digambarkan pada proses pencernaan yang cepat (lebih kurang empat jam).
7. Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Respirasi Unggas
Sistem respirasi pada ayam terdiri dari nasal cavities, larynx, trachea (windpipe), syrinx (voice box), bronchi, bronchiale dan bermuara di alveoli. Oleh karena unggas memerlukan energi yang sangat banyak untuk terbang, maka unggas memiliki sistem respirasi yang memungkinkan untuk berlangsungnya pertukaran oksigen yang sangat besar per unit hewan. Untuk melengkapi kebutuhan oksigen yang tinggi tersebut maka anatomi dan fisiologi sistem respirasi unggas sangat berbeda dengan mammalia. Perbedaan utama adalah fungsi paru-paru. Pada mammalia, otot diafragma berfungsi mengontrol ekspansi dan kontraksi paru-paru. Unggas tidak memiliki diafragma sehingga paru-paru tidak mengembang dan kontraksi selama ekspirasi dan inspirasi. Paru-paru hanyalah sebagai tempat berlangsungnya pertukaran gas di dalam darah (Sembiring, 2009).
Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya kontraksi otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi-pundi hawa sebagai cadangan udara.
Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru - paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi.
Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru - paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi.
8. Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Reproduksi Unggas
Alat reproduksi ayam jantan dibagi dalam tiga bagian utama, yaitu sepasang testis, sepasang saluran deferens, dan kloaka.
1. Testis
Testis ayam jantan terletak di rongga badan dekat tulang belakang, melekat pada bagian dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi oleh ligamentum mesorchium, berdekatan dengan aorta dan vena cavar, atau di belakang paru-paru bagian depan dari ginjal. Meskipun dekat dengan rongga udara, temperatur testis selalu 41o - 43o C karena spermatogenesis (pembentukan sperma) akan terjadi pada temperatur tersebut.
Testis ayam berbentuk biji buah buncis dengan warna putih krem. Testis terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan, lapisan albugin yang lunak. Bagian dalam dari testid terdiri atas tubuli seminiferi (85% – 95% dari volume testis), yang merupakanan tempat terjadinya spermatogenesis, dan jaringan intertitial yang terdiri atas sel glanduler (sel Leydig) tempat disekresikannya hormon steroid, androgen, dan testosteron. Besarnya testis tergantung pada umur, strain, musim, dan pakan.
2. Saluran Deferens
Saluran deferens dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang merupakanan muara sperma dari testis, serta bagian bawah yang merupakanan perpanjangan dari saluran epididimis dan dinamakan saluran deferens.
Saluran deferens ini akhirnya bermuara di kloaka pada daerah proktodeum yang berseberangan dengan urodium dan koprodeum. Di dalam saluran deferens, sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan sebelum diejakulasikan. Pemasakan dan penyimpanan sperma terjadi pada 65% bagian distal saluran deferens.
3. Alat Kopulasi
Alat kopulasi pada ayam berupa papila (penis) yang mengalami rudimenter, kecuali pada itik berbentuk spiral yang panjangnya 12-18 cm. Pada papila ini juga diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat terjadinya kopulasi.
Mekanisme Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma yang terjadi di epitelium (tubuli) seminiferi di bawh kontrol hormon gonadotropin dan hipofisis (pituitaria bagian depan). Tubuli seminiferi ini terdiri atas sel sertoli dan sel germinalis. Spermatogenesis terjadi dalam tiga fase, yaitu fase spermatogenial, fase meiosis, dan fase spermiogenesis yang membutuhkan waktu 13 – 14 hari.
Reproduksi ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct. Pada ovarium terdapat banyak folikel dan ovum. Oviduct terdiri dari infudibulum, magnum, ithmus, kelenjar kerabang telur dan vagina (Nalbandov, 1990). Secara lengkap oviduct dan ovarium digambarkan oleh Nesheim et al. (1979) seperti tampak pada gambar 18.
Ovarium
Ovarium terletak pada daerah kranial ginjal diantara rongga dada dan rongga perut pada garis punggung sebagai penghasil ovum. Ovarium sangat kaya akan kuning telur atau yang disebut yolk. Ovarium terdiri atas dua lobus besar yang banyak mengandung folikel-folikel (Nalbandov, 1990). Ovarium biasanya terdiri dari 5 sampai 6 ovum yang telah berkembang dan sekitar 3.000 ovum yang belum masak yang berwarna putih (Akoso, 1993).
Yolk merupakanan tempat disimpannya sel benih (discus germinalis) yang posisinya pada permukaan dipertahankan oleh latebra. Yolk dibungkus oleh suatu lapisan membran folikuler yang kaya akan kapiler darah, yang berguna untuk menyuplai komponen penyusun yolk melalui aliran darah menuju discus germinalis. Ovum juga dibungkus oleh suatu membran vitelina dan pada ovum masak membran vitelina dibungkus oleh membran folikel. Bagian yolk mempunyai suatu lapisan yang tidak mengandung pembuluh kapiler darah yang disebut stigma. Pada bagian stigma inilah akan terjadi perobekan selaput folikel kuning telur, sehingga telur akan jatuh dan masuk ke dalam ostium yang merupakanan mulut dari infundibulum (Nesheim et al., 1979).
Perkembangan kuning telur dimulai setelah oocyt (discus germinalis) berkembang secara perlahan-lahan pada hari ke-10 sampai 8 sebelum ovulasi, dengan adanya penimbunan zat-zat makanan. Pada hari ke- 7 sampai 4 sebelum ovulasi pembentukan yolk terjadi sangat cepat. Pada hari ke-7 sampai 6 sebelum ovulasi yolk, sebesar 1/10 kali yolk masak. Pada hari ke-6 sebelum ovulasi terjadi lapisan konsentris yolk dan diameter yolk berkembang dari 6 sampai 35 mm. Lapisan konsentris terdiri dari lapisan putih dan kuning yang dipengaruhi oleh perbedaan xanthophyl pakan dan periode siang malam. Pada hari ke-4 sebelum ovulasi yolk sudah berebentuk sempurna seperti pada yolk masak. Pada hari ke-3 penimbunan komponen yolk mulai lambat dan berhenti sama sekali pada hari ke-1 sebelum ovulasi dengan diameter sekitar 40 mm (Nesheim et al., 1979). Proses perkembangan folikel yolk ini dipengaruhi oleh hormon pituitari setelah terjadinya kematangan seksual pada ayam betina (Nalbandov, 1990).
Ovarium menghasilkan beberapa hormon pada saat perkembangannya, folikel-folikel pada ovarium ini berkembang karena adanya FSH (Follicle-Stimulating Hormone) yang diproduksi oleh kelenjar pituitari bagian anterior (Nesheim et al., 1979). Anak ayam belum dewasa mempunyai oviduk yang masih kecil dan belum berkembang sempurna. Perlahan lahan oviduk akan mengalami perkembangan dan sempurna pada saat ayam mulai bertelur, dengan dihasilkannya FSH tersebut (Akoso, 1993).
Setelah ayam dewasa ovarium juga memproduksi hormon estrogen. Hormon estrogen memacu pertumbuhan saluran reproduksi dan merangsang terjadinya kenaikkan Ca, protein, lemak dan substansi lain dalam darah untuk pembentukan telur. Estrogen juga merangsang pertumbuhan tulang pinggul dan brutu. Progresteron juga dihasilkan oleh ovarium, yang berfungsi sebagai hormon releasing factor di hipothalamus untuk membebaskan LH dan menjaga saluran telur berfungsi normal (Akoso, 1993).
Oviduk
Oviduk terdapat sepasang dan merupakanan saluran penghubung antara ovarium dan uterus. Pada unggas oviduk hanya satu yang berkembang baik dan satunya mengalami rudimeter. Bentuknya panjang dan berkelok-kelok yang merupakanan bagian dari ductus Muller. Ujungnya melebar membentuk corong dengan tepi yang berjumbai (Nalbandov, 1990). Oviduk terdiri dari lima bagian yaitu: infundibulum atau funnel, magnum, ithmus, uterus atau shell gland dan vagina (Nesheim et al., 1979).
Oviduk mempunyai struktur yang kompleks untuk menghasilkan bahan sekitar 40 g (10 g padat dan 30 g air) dalam waktu sekitar 26 jam. Secara garis besar terdiri lapisan perotoneal eksternal (serosa), lapisan otot longitudinal luar dan sirkuler dalam, lapisan jaringan pengikat pembawa pembuluh darah dan syaraf, serta lapisan mukosa yang melapisi seluruh duktus. Pada ayam muda mukosa bersifat sederhana tanpa lekukan maupun lipatan. Pada saat mendekati dewasa kelamin serta mendapat stimulus dari estrogen dan progresteron, maka oviduk menjadi sangat kompleks dengan terbentuknya ikatan-ikatan primer, sekunder dan tersier. Pada puncak aktivitas sekresinya, sel-sel menunjukkan bentuk variasinya dari kolumner tinggi sipleks sampai kolumner transisional yang memiliki silia. Oviduk unggas tidak dapat membedakan antara ovum dengan benda-benda asing, sehingga akan tetap mensekresikan albumen, kerabang lunak dan kerabang keras disekitar benda asing tersebut (Nalbandov, 1990).
Infundibulum
Infundibulum adalah bagian teratas dari oviduk dan mempunyai panjang sekitar 9 cm (North, 1978). Infundibulum berbentuk seperti corong atau fimbria dan menerima telur yang telah diovulasikan. Pada bagian kalasiferos merupakanan tempat terbentuknya kalaza yaitu suatu bangunan yang tersusun dari dua tali mirip ranting yang bergulung memanjang dari kuning telur sampai ke kutub-kutub telur (Nalbandov 1990). Pada bagian leher infundibulum yang merupakanan bagian kalasiferos juga merupakanan tempat penyimpanan sperma, sperma juga tersimpan pada bagian pertemuan antara uterus dan vagina. Penyimpanan ini terjadi pada saat kopulasi hingga saat fertilisasi (Sastrodihardjo dan Resnawati, 1999).
Infundibulum selain tempat ovulasi juga merupakanan tempat terjadinya fertilasi. Setelah fertilasi, ovum akan mengalami pemasakkan setelah 15 menit di dalam infundibulum, dan dengan gerak peristaltik ovum yang terdapat pada yolk akan masuk ke bagian magnum (Nesheim et al., 1979).
Magnum. Magnum merupakanan saluran kelanjutan dari oviduk dan merupakanan bagian terpanjang dari oviduk. Batas antara infundibulum dengan magnum tidak dapat terlihat dari luar (Nalbandov, 1990). Magnum mempunyai panjang sekitar 33 cm dan tempat disekresikan albumen telur. Proses perkembangan telur dalam magnum sekitar 3 jam (North, 1978).
Albumen padat yang kaya akan mucin disekresikan oleh sel goblet yang terletak pada permukaan mukosa magnum dan jumlah albumen yang disekresikan sekitar 40 sampai 50% total albumen telur.
Ithmus. Setelah melewati infundibulum telur masuk ke dalam Ithmus. Antara ithmus dan magnum terdapat garis pemisah yang nampak jelas yang disebut garis penghubung ithmus-magnum (Nalbandov, 1990).
Panjang ithmus sekitar 10 cm dan merupakanan tempat terbentuknya membran sel (selaput kerabang lunak) yang banyak tersusun dari serabut protein, yang berfungsi melindungi telur dari masuknya mikroorganisme ke dalam telur (North, 1978). Membran sel yang terbentuk terdiri dari membran sel dalam dan membran sel luar, di dalam ithmus juga disekresikan air ke dalam albumen. Calon telur di dalam ithmus selama 1,25 jam (Sastrodihardjo dan Resnawati, 1999).
Dua lapisan membran sel telur saling berhimpit dan ada bagian yang memisah/melebar membentuk bagian yang disebut rongga udara (air cell), air cell akan berkembang mencapi 1,8 cm. Rongga udara bisa digunakan untuk mengetahui umur telur dan besar telur (North, 1978).
Uterus. Uterus merupakanan bagian oviduk yang melebar dan berdinding kuat. Di dalam uterus telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari garam-garam kalsium (Nalbandov, 1990). Uterus (shell gland) mempunyai panjang sekitar 10 sampai 12 cm dan merupakanan tempat perkembangan telur paling lama di dalam oviduk, yaitu sekitar 18 sampai 20 jam (North, 1978).
Selain pembentukan kerabang pada uterus juga terjadi penyempurnaan telur dengan disekresikannya albumen cair, meneral, vitamin dan air melalui dinding
uterus dan secara osmosis masuk ke dalam membran sel. Pada uterus terjadi penambahan albumen antara 20 sampai 25% (North, 1978).
Deposisi kalsium sudah terjadi sebagian kecil di ithmus dan dilanjutkan di uterus. Deposisi terjadi pada bagian inner shell, lapisan mammillary (berupa kristal kalsit) yang membetuk lapisan material berongga. Komposisi komplit dari kerabang telur berupa kalsit (CaCO3), dan sedikit sodium, potasium dan magnesium (North, 1978).
Formasi terbentuknya kerabang telur dengan adanya ketersediaan ion kalsium dan ion carbonat didalam cairan uterus yang akan membentuk kalsium karbonat. Sumber utama ion karbonat terbentuk karena adanya CO2 dalam darah hasil metabolisme dari sel yang terdapat pada uterus, dan dengan adanya H2O, keduanya dirombak oleh enzim carbonic anhydrase (dihasilkan pada sel mukosa uterus) menjadi ion bikarbonat yang akhirnya menjadi ion karbonat setelah ion hidrogen terlepas. Beberapa hubungan antara kalsium dalam darah, CO2 dan ion bikarbonat di dalam uterus dalam peristiwa pembentukan kerabang telur dapat dilihat pada gambar 19. Untuk itu pada ayam petelur perlu diperhatikan bahwa kebutuhan kalsium terutama harus disediakan pada pakan, karena jika kekurangan kalsium akan mengambil dari cadangan kalsium pada tulang (Nesheim et al., 1979).
Pembentukan kerabang juga diikuti dengan pewarnaan kerabang. Warna dominan dari kerabang telur adalah putih dan coklat, yang pewarnaannya tergantung pada genetik setiap individu (North, 1978). Pigmen kerabang (oopirin) dibawa oleh darah (50 –70%) dan disekresikan saat 5 jam sebelum peneluran. Pembentukan kerabang berakhir dengan terbentuknya kutikula yang disekresikan sel mukosa uterus berupa material organik dan juga mukus untuk membentuk lapisan selubung menyelimuti telur yang akan mempermudah perputaran telur masuk ke vagina. Pada kutikula terdapat lapisan porus yang berguna untuk sirkulasi air dan udara.
Vagina. Bagian akhir dari oviduk adalah vagina dengan panjang sekitar 12 cm (North, 1978). Telur masuk ke bagian vagina setelah pembentukan oleh kelenjar kerabang sempurna (di dalam uterus). Pada vagina telur hanya dalam waktu singkat dan dilapisi oleh mucus yang berguna untuk menyumbat pori-pori kerabang sehingga invasi bakteri dapat dicegah. Kemudian telur dari vagina keluar melalui kloaka (Nalbandov, 1990).
9. Pengenalan Anatomi dan Struktur Sistem Urinaria Unggas
Beberapa perbedaan dengan mammalia tampak jelas adanya antara lain :
Ø Bentuk ginjal yang agak komplek, terdiri dari 3-4 lobus
Ø Tidak memiliki vesica urinaria dan urethra jadi urine dari ureter langsung masuk kloaka (urodeum)
Ø Urine yang dihasilkan agak kental, sednagkan pada mamalia lebih bersifat cair.
Pada ayam terdapat sepasang ginjal multilober erat hubungannya dengan cillumna vertebralis dan ilia, terletak kaudal dari paru-paru. Warnanya kecoklatan dan konsistensinya lunak sehingga mudah rusak pada proses pengeluaran dari tempatnya.
1. Ginjal
Bagian paling luar adalah kapsula, serabut halus keluar dari kapsula menyisip parenkhim ginjal bersama pembuluh darah. Renal tubulus dianggap identik dengan nefron pada mamalia. Terdiri dari :
a. Korpuskuli renalis dengan glomeruli relatif lebih kecil dari mamalia.
b. Tubuli kontorti proksimalis, berepithel kubis dengan brush border, inti ditengah dan sitoplasma berbutir halus, diduga butir-butir urat.
c. Jerat henle memiliki epithel sama, hanya berbeda dalam brush border, jerat henle tidak memiliki brush border, tetapi pada sitoplasma terdapat vakuola.
d. Tubuli konturti distalis memiliki lumen lebih luas, epithelnya lebih pucat dan berbentuk kubis.
Alat penyalur mulai dari duktuli koligentes dengan epithel kubis, terus ke duktus Bellini dan akhirnya masuk ureter.
2. Ureter
Selaput lendir ureter membentuk lipatan memanjang (longitudinal) dengan epithel banyak baris. Pada tunika propria sebagaimana pada bangsa burung banyak ditemukan lymphosit.
Tunika muskularis terdiri atas otot polos, lapis terluar adalah adventitia. Ureter sebelum memasuki ginjal bercabang-cabang menuju masing-masing lobus. Ureter sebenarnya pendek dan lurus, bermuara kedalam uredeum medial dari duktus deferens pada hewan jantan, dan medial dari oviduktus pada hewan betina.
10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar